Tentang sabar

Pada postingan kali ini aitu tentang sabar Bulan Oktober 2010 sepertinya layak disebut bulan musibah, bulan petaka. Negeri ini seolah tiada hentinya didera beragam rupa bencana alam. Mulai banjir bandang yang menghantam Wasior, Papua, gempa dan tsunami yang menimpa Mentawai hingga letusan gunung Merapi di Yogyakarta.

Musibah atau bencana selalu melahirkan korban, baik jiwa maupun harta. Selalu melahirkan simpati dan empati sesama, seberapa pun kecilnya. Itulah kodrat manusiawi tiap insan yang memiliki kepekaan hati.

Terlepas apapun kausalitas bencana, entah ujian atau azab; selalu ada harapan untuk berbenah diri. Selalu ada kesempatan untuk merubah peringai dan perilaku. Dan salah satu sikap luhur yang perlu dilakoni adalah bersikap sabar.

Sebagaimana dikatakan Imam Hasan al-Banna, sabar adalah lelaku mulia yang dapat menguatkan jiwa hingga mampu menanggung segala beban derita. Menjadikannya rela melawan berbagai kecenderungan, perasaan, dan hawa nafsu.

Allah SWT berpesan, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali 'Imran: 200).

Berapa banyak musibah yang menjadi kecil dan berapa banyak malapetaka yang menjadi remeh di hadapan jiwa yang agung nan luhur, serta berapa banyak kondisi sulit yang dilapangkan oleh jiwa yang jauh dari keresahan.

Orang-orang alim memandang kesabaran sebagai sarana untuk mengangkat derajat dan sebagai ujian untuk mengalihkan pelakunya dari satu kedudukan kepada kedudukan lain yang lebih tinggi dan lebih besar.


Mereka memandang berbagai musibah sebagai sarana untuk mendapatkan karunia dan anugerah Allah, serta meyakini bahwa semua kesulitan terlalu kecil dibandingkan petunjuk-Nya.

Seorang dari mereka berujar, “Pedihnya ujian menjadi ringan bagimu lantaran pengetahuanmu bahwa yang mengujimu itu adalah Allah SWT. Sebab yang membuat ketetapan-ketetapan itu mengarah padamu adalah juga yang menunjukkan kepadamu ujian yang baik.”

Sabar adalah salah satu kunci kebaikan yang dengannya berbagai limpahan pahala tercurahkan, dan merupakan salah satu guyuran hujan rahmat yang membawa kebaikan yang melimpah.

Sikap sabar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sebuah hubungan yang hebat. Semakin sempurna sikap sabar seseorang, semakin hebat kualiti hubungan yang boleh ia bangun. Manusia bijak adalah manusia yang merawat sikap sabarnya secara tekun dan penuh perhatian.Tanpa memiliki sikap sabar seseorang hanyalah akan menjadi budak dari kehidupan sisi negatif dirinya.

Sabar adalah hal yang mudah untuk diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan, mari kita menjadi orang yang lebih sabar. Karena sabar adalah kunci dari kejayaan. Siapa yang sabar dan berusaha dia akan meraih sukses. Mari kita tanamkan diri menjadi orang yang sabar.

Ada tiga tingkatan orang sabar :

1. Orang yang dapat menekan habis dorongan hawa nafsu hingga tidak ada perlawanan sedikitppun, dan orang itu bersabar secara konstan.

2. Orang yang tunduk total kepada dorongan hawa nafsunya sehingga motivasi agama sama sekali tidak dapat muncul.

3. Orang yang senantiasa dalam konflik antara dorongan hawa nafsu dengan dorongan keberagamaan. Mereka adalah orang yang
mencampuradukkan kebenaran dengan kesalahan.

"Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak".(Ali bin Abi Thalib)

demikian ulasan tentang sabar semoga bermampaat




Chairul Akhmad (sabili)

Artikel Terkait

Posting Komentar - Back to Content

silahkan berkomentar asal itu untuk kebaikan